PENDAHULUAN
Pelangi terbentuk
ketika seberkas sinar matahari (cahaya putih) merambat d atas kepala mengenai
setetes air di atmosfer dan dibiaskan serta dipantulkan. Ketika sinar matahari
melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga
membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Cahaya matahari
adalah cahaya yang terdiri dari beberapa warna yang sering disebut
polikromatik. Cahaya yang bisa ditangkap oleh mata manusia dengan tanpa alat
bantu hanya 7 warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Warna-warna tersebut disebut juga dengan cahaya tampak.Kemudian dari latar
belakang tersebut didapatkan perumusan masalah adalah sebagai berikut:
pertama spektrum warna
merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses
terciptanya pelangi, kedua spektrum warna ungu paling sulit dibiaskan hingga
sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi, dan ketiga mekanisme
dalam terciptanya fenomena pelangi ganda.
Dapat menjelaskan spektrum
warna merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses
terciptanya pelangi, dapat menjelaskan spektrum warna ungu paling sulit
dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi,dan
dapat menjelaskan mekanisme terciptanya fenomena pelangi ganda.
DASAR TEORI
SifatCahaya
Sebelum awal abad kesembilan belas,
cahaya dianggap sebagai suatu aliran partikel-partikel yang dipancarkan oleh
suatu benda yang sedang diamati maupun yang berasal dari mata seoran pengamat.
Newton, penggagas utama dari teori cahaya sebagai pertikel, menganggap bahwa
partikel-partikel dipancarkan dari suatu sumber cahaya, dan bahwa
partikel-partikel ini merangsang indra penglihatan saat memasuki mata.
Menggunakan gagasan tersebut, ia mampu menjelaskan fenomena pemantulan dan
pembiasan.
Kebanyakan ilmuwan menerima teori
mengenai cahaya sebagai partikel yang dikemukakan Newton. Namun, selama masa
hidupnya, suatu teori yang lain juga diajukan - yang berpendapat bahwa cahaya
mungkin merupakan suatu jenis gelombang yang bergerak. Pada tahun 1678,
fisikawan dan astronom Belanda, Christian Huygens, menunjukkan bahwa teori
gelombang cahaya juga dapat menjelaskan pemantulan dan pembiasan.
Pada tahun 1801, Thomas Young
(1773-1829) melakukan suatu peragaan yang benar-benar jelas mengenai sifat
gelombang cahaya, untuk pertama kalinya.Young menunjukkan bahwa dalam kondisi
yang tepat, sinar-sinar cahaya saling berinterferensi. Perilaku yang demikian
tidak dapat dijelaskan pada saat itu menggunakan teori partikel karena tidak
mungkin dua partikel atau lebih dapat bergabung atau saling menghilangkan.
Perkembangan-perkembangan selanjutnya selama abad kesembilan belas membuat
teori mengenai cahaya sebagai gelombang diterima secara umum. Hal terpenting
adalah akibat dari karya Maxwell, yang pada tahun 1873 menyatakan bahwa cahaya
merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi.
Meskipun model gelombang dan teori
klasik mengenai listrik dan magnetism mampu menjelaskan beberapa eksperimen
berikut. Hal yang paling kentara darinya adalah efek fotolistrik, yang juga ditemukan
oleh Hertz, yaitu ketika cahaya mengenai suatu permukaan logam,
elektron-elektron terkadang terhambur dari permukaannya. Sebagai salah satu contoh
dari kesulitan-kesulitan yang muncul, berbagai eksperimen menunjukkan energi kinetik
dari suatu elektron yang dikeluarkan tidak bergantung pada intensitas cahayanya.
Penemuan ini bertentangan dengan teori gelombang, yang menyatakan bahwa sinar cahaya
yang lebih kuat tentu akan menambah lebih banyak energi pada intensitas cahayanya.
Penemuan ini bertentangan dengan teori gelombang, yang menyatakan bahwa sinar cahaya
yang lebih kuat tentu akan menambahkan lebih banyak energi pada elektron tersebut.
Penjelasan efek fotolistrik yang diajukan oleh Einsten di tahun 1905 dalam sebuah
teori yang menggunakan konsep kuantisasi yang dikembanganoleh Max Planck
(1858-1947) di tahun 1900. Model kuantisasi mengasumsikan bahwa energi dari suatu
gelombang cahaya yang ada dalam partikel-partikel
disebut foton dan oleh karena itu,
energinya dikatakan terkuantisasi. Menurut teori Einsten, energi dari suatu foton sebanding dengan frekuensi dari
gelombang elektromagnetik :
E
= f
Dimana konstanta kesebandingan =
6,63 J adalah konstanta Planck.
Dengan memperhatikan perkembangan-perkembangan
tersebut, cahaya perlu dianggap sebagai sesuatu yang bersifat dua listik.Cahaya memperlihatkan karakteristik dari gelombang
pada situasi-situasi tertentu dan karakteristik dari partikel pada situasi-situasi
yang lain.
(Jewett,Serway:2010:3-4)
Cahaya (Tugino.2013.Sifat-sifat Cahaya, (online), (http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html,
diunggah 15 Desember 2014 pukul 16:37 WIB.)adalah nama yang diberikan manusia
pada radiasi yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya merupakan gelombang
eloktromagnetik, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan
magnet. Berdasarkan jenisnya, cahaya dibedakan menjadi cahaya yang tampak dan
cahaya yang tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang jika mengenai benda
maka benda tersebut akan dapat dilihat oleh manusia, contoh cahaya matahari.
Cahaya tak tampak adalah cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak
lebih terang atau masih sama sebelum terkena cahaya. Contoh cahaya tak tampak
adalah sinar inframerah dan sinar x. Cahaya tampak dibagi menjadi 2 yaitu
monokromatik dan polikromatik. Monokromatik adalah satu cahaya yang terdiri
dari satu warna, contohnya merah. Sedangkan polikromatik adalah satu cahaya
yang terdiri dari beberapa warna, contohnya ungu, merupakan kombinasi antara
merah dan biru.
Kita
memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita
dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut, dan cahaya
yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata. Walaupun benda
terkena cahaya, jika pantulannya terhalang dari mata kita, kita tidak dapat
melihat benda tersebut, misalnya suatu benda yang berada di balik tirai atau
tembok.
Sebuah benda
dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda
tersebut, yang sampai ke mata. Berdasarkan sumbernya cahaya dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
Cahaya yang
berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu;
Cahaya yang
memancar dari benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda tersebut
dari sumber cahaya. Misalnya, jika kamu melihat benda berwarna biru, artinya
benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru.
Berdasarkan
dapat tidaknya memancarkan cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber
cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh
benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda
gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan
kertas.
Cahaya
mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi
kehidupan.
1. Cahaya
Merambat Lurus
Saat berjalan
di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah rambatannya
menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari yang menerobos
masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat
lurus. Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya merambat lurus adalah
dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar di samping. Ketika
lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin, namun ketika salah
satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya tersebut. Sifat cahaya
yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu senter
dan lampu kendaraan bermotor.
2. Cahaya
Dapat Menembus Benda Bening
Amatilah
ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan,
selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang
ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar.
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika
cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga
terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon
yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak
dapat menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua, yakni bayangan
nyata dan bayangan maya. Bayangan maya (semu) adalah bayangan yang dapat
dilihat mata, tapi tidak dapat ditangkap pada layar, sedangkan bayangan nyata
adalah bayangan yang dapat ditangkap layar.
Berdasarkan
dapat atau tidaknya di tembus cahaya, benda-benda digolongkan menjadi 3:
Opaque atau
benda tidak tembus cahaya, Adalah benda gelap yang tidak dapat ditembus oleh
cahaya sama sekali. Opaque memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Benda
semacam ini contohnya adalah buku, kayu, tembok, dan air keruh.
Benda
Bening, yakni benda-benda yang dapat ditembus cahaya. Benda bening juga sering
disebut benda transparant. Benda transparant meneruskan semua cahaya yang
mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air jernih
Benda Transluent
Benda transluent adalah benda-benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya yang
datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Contohnya kain gorden
tipis, dan beberapa jenis plastik.
3. Cahaya
dapat dipantulkan
Pemantulan
(refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah
saat kita bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya
yang dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau
dipancarkan kembali hingga masuk ke mata kita. Pemantulan pada cermin, termasuk
pemantulan teratur. Pemantulan teratur terjadi pada benda yang permukaannya
rata dan mengkilap/licin. Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan
arah yang sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat baik.
Pada benda yang permukaannya tidak rata, cahaya yang datang dipantulkan dengan
arah yang tidak beraturan. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan baur, atau
pemantulan difus.
Cermin
merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk
permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua
macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.
a. Cermin
Datar
Cermin datar
yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin
datar biasa kamu gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin, kamu akan
melihat bayanganmu di dalam cermin. Bayangan pada cermin datar mempunyai
sifat-sifat berikut.
Ukuran
(besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.
Jarak
bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Kenampakan
bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kirimu akan menjadi tangan
kanan bayanganmu.
Bayangan
tegak seperti bendanya.
Bayangan bersifat
semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak
dapat ditangkap oleh layar.
b. Cermin
Cembung (positif)
Cermin
cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar.
Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan
pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada
benda yang sesungguhnya.
c. Cermin
Cekung (negatif)
Cermin
cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin
cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter.
Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada
letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan
benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya). Jika benda jauh dari cermin
cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Pembiasan
adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang
berbeda
kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai
alat optik. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya
merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan
cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam
terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga
dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air.
Pensil tersebut akan tampak patah.
5. Cahaya dapat diuraikan
Cahaya putih
seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik
adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun
atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya
monokromatik. Cahaya putih dapat diuraikan. Saat melewati prisma, cahaya
putih akan mengalami dispersi (penguraian). Contoh peristiwa dispersi
cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Pelangi
terbentuk dari cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air hujan di
langit. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya
cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.
Kita juga
dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kita dapat
menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah
sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada
permukaan balon air tersebut.
Sifat-sifat
cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam alat, di
antaranya periskop, teleskop, kaleidoskop, dan lup.
Periskop
Awak kapal
selam yang berada di kedalaman laut dapat mengamati permukaan laut menggunakan
periskop. Periskop menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari
atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju
mata pengamat di dalam kapal selam.
Teleskop
Teleskop
memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan periskop. Teleskop memiliki dua
lensa yang dapat membiaskan cahaya. Adanya pembiasan itu membuat objek yang
jauh terlihat sangat dekat. Teleskop pertama dibuat pada tahun 1608 oleh orang
Belanda bernama Hans Lippershey. Setahun kemudian, Galileo Galilei
menyempurnakan teleskop itu. Setelah disempurnakan, teleskop dapat digunakan
untuk mengamati bintang.
Kaleidoskop
Kaleidoskop
adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin. Dengan alat ini, kamu dapat
membuat aneka macam pola yang mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena
bayangan benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-kali.
Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada benda aslinya.
Lup
Lup
merupakan alat optik yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung. Lup
berfungsi membantu mata untuk melihat bendabenda kecil agar tampak besar dan
jelas.
Hukum Pembiasan :
- Sinar
datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar
- Sinar
datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan
mendekati garis normal, sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat
menuju medium lebih rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal
Untuk
jelasnya perhatikan gambar di samping, mengenai perbandingan pada pembiasan.
Adapun
jalannya sinar pada pembiasan dapat dilihat seperti gambar di samping.
Sinar
bergerak dari udara yang memiliki kerapatan lebih renggang dibandingkan air,
sehingga menurut hukum pembiasan di atas, sinar akan dibelokkan mendekati garis
normal
Sedangkan
jalannya sinar pada pembiasan seperti gambar di samping adalah sinar bergerak
dari kaca yang memiliki kerapatan lebih rapat dibandingkan udara, sehingga
menurut hukum pembiasan di atas, sinar akan dibelokkan menjauhi garis normal.
Pembiasan
pada kaca Plan paralel
- Besarnya
sudut datang ( i ) sama dengan sudut bias ( r' )
- Besarnya
sudut bias ( r ) sama dengan sudut datang ( i' )
- Sinar
yang datang menuju kaca plan paralel sejajar dengan sinar bias yang keluar
dari kaca plan paralel
- Jika
seberkas cahaya polikromatik jatuh pada salah satu bidang prisma akan di
uraikan ( mengalami dispersi ) menjadi cahaya monokromatik.
- Warna
merah memiliki panjang gelombang terbesar, sedangkan warna ungu memiliki
panjang gelombang terkecil
- Warna
merah memiliki indeks bias terkecil, sedangkan warna ungu memiliki indeks
bias terbesar.
Terjadinya
pelangi
Pelangi
terjadi karena terdapat titik-titik air di udara dan terdapat sinar yang cukup,
oleh karena itu pelangi sering terjadi ketika hujan gerimis dan sinar mata hari
tampak karena tidak tertutup oleh awan, atau dapat terjadi setelah hujan reda tiba-tiba
matahari tampak terang.
Pada praktiknya siswa dapat menyemprotkan air ke udara saat matahari memancarkan cahaya dengan terang menggunakan sprayer minyak atau berkumur lalu disemprotkan ke udara pasti dapat melihat pelangi.
Pada praktiknya siswa dapat menyemprotkan air ke udara saat matahari memancarkan cahaya dengan terang menggunakan sprayer minyak atau berkumur lalu disemprotkan ke udara pasti dapat melihat pelangi.
(http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html)
METODE PENELITIAN
a.
Alat dan Bahan
1. Gelas
Bening
2. Cermin
datar
3. Air
secukupnya
4. Senter
dengan cahaya berwarna putih atau cahaya matahari
b.
Gambar rangkaian penelitian
c.
Langkah Percobaan
Memasukkan air ke dalam gelas
hingga hampir penuh. Letakkan gelas yang telah berisi air itu dibawah sinar
matahari. Memasukkan cermin kecil ke dalam gelas dengan
posisi miring tersandar di salah satu sisi gelas.Menggerak-gerakkan kertas di
sekeliling gelas yang berhadapan dengan cermin. Melakukan sebanyak 3
kali pengulangan dengan mengamati spektrum warna yang terbentuk pada pelangi
yang terjadi
d.
Variabel
Variabel Kontrol : Arah cermin datar dengan posisi miring
tersandar.
Variabel Manipulasi : Arah cahaya pada saat mengenai bidang
gelas yang berisi air serta cermin
datar
Variabel Respon : Pelangi yang terbentuk
DATA dan
ANILISIS
Data
Percobaan 1
Percobaan
2
Percobaan Pelangi Ganda
ANALISIS
Ketika
kertas putih di gerak-gerakkan di sekeliling gelas yang berhadapan dengan
cermin, akan muncul cahaya warna-warni seperti pelangi. Bagaimana ini dapat
terjadi?. Pemantulan cahaya matahari yang di lakukan cermin akan terlihat pada
kertas. Dengan ini terbukti bahwa cahaya matahari tidak hanya berwarna putih,
namun terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu.Jika kita ingin melihat warna pelangi yang lebih kelas, gerakkan kertas
dengan arah maju-mundur.
Pelangi
terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di
atmosfer.Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya dibelokkan sehingga
membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah.Setiap warna
dibelokkan pada sudut yang berbeda.Warna ungu merupakan warna yang pertama
dibelokkan, sedangkan warna merah adalah yang terakhir.
SIMPULAN
Apabila seorang
pengamat sedang mengamati pelangi . Jika setetes ai hujan yang jauh di langit
sedang diamati , maka cahaya merah yang intensitasnya paling kuat, yang akan
kembali dari tetesan , dapat mencapai pengamat karena dibiaskan paling besar,
tetapi cahaya ungu yang intensitasnya paling lemah ke atas pengamat, karena
dibiskan paling kecil. Oleh karena itu,
pengamat melihat tetesan ini sebagai cahaya merah. Dengan cara yang sama satu
tetesan yang lebih rendah di langit akan mengarahkan cahaya ungu yang paling
kuat menuju pengamat , dan tampak sebagai cahaya ungu.
Sebuah pelangi ganda
yaitu pelangi kedua lebih samar dibandingkan pelangi yang pertama. Pelangi
kedua yang muncul dari cahaya yang mengalami dua pemantulan dari permukaan luar
sebelum meninggalkan tetesan hujannya . Pemantulan menyebabkan hilangnya cahaya
yang disebabkan pembiasan keluar dari tetesan air, maka intensitas dari
pelangi-pelangi orde tinggi ini relatif kecil dibandingkan dengan intensitas
pelangi pertama.
Peristiwa Pembiasan
Cahaya terhadap Penciptaan Pelangi
Irine
Saraswati Siregar
Prodi
: S1 ( Strata satu)
Jurusan
: Fisika Reguler 2013
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unervesitas
Negeri Subaya
Tahun
2014
ABSTRAK
Penelitian
“Peristiwa Pembiasan Cahaya terhadap Penciptaan Pelangi” bertujuan agar dapat
menjelaskan spektrum warna merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata
pengamat pada proses terciptanya pelangi, dapat menjelaskan spektrum warna ungu
paling sulit dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya
pelangi,dan dapat menjelaskan mekanisme terciptanya fenomena pelangi ganda.Metode
penelitian yang digunakan berupa penciptaan pelangi sederhana dengan cara
mengarahkan cahaya putih atau sinar matahari pada gelas yang diisi air serta
cermin datar yang tersandar miring pada dinding gelas. Didapatkan analisis
bahwa ketika
kertas putih di gerak-gerakkan di sekeliling gelas yang berhadapan dengan
cermin, akan muncul cahaya warna-warni seperti pelangi hal ini menunjukkan bahwa
pemantulan cahaya matahari yang di lakukan cermin akan terlihat pada kertas.
Dengan ini terbukti bahwa cahaya matahari tidak hanya berwarna putih, namun
terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Jika
kita ingin melihat warna pelangi yang lebih kelas, gerakkan kertas dengan arah
maju-mundur.
Kata Kunci: Sifat
Cahaya, Pembiasan, Dispersi dan Prisma
Daftar
Rujukan
http://fisikasmasmk.blogspot.com/2012/06/hukum-pembiasan-gelombang-cahaya.html
Jewett, Serway.2010.Fisika Untuk
Sains dan Teknik. Salemba Teknika (Cengage Learning).Jakarta
Sudarjo, Nita, Ina Suryono.
2009. ENSIKLOPEDIA IPA Percobaan Sains . Jakarta: Lentera Abadi.
Tugino.2013.Sifat-sifat Cahaya, (online), (http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html,
diunggah 15 Desember 2014 pukul 16:37 WIB.
semoga bermamfaat ,,, bak bleh tanya sesuatu
BalasHapus