Minggu, 26 April 2015

Peristiwa Pembiasan Cahaya Terhadap Terciptanya Pelangi

                                                            PENDAHULUAN
Pelangi terbentuk ketika seberkas sinar matahari (cahaya putih) merambat d atas kepala mengenai setetes air di atmosfer dan dibiaskan serta dipantulkan. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Cahaya matahari adalah cahaya yang terdiri dari beberapa warna yang sering disebut polikromatik. Cahaya yang bisa ditangkap oleh mata manusia dengan tanpa alat bantu hanya 7 warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna tersebut disebut juga dengan cahaya tampak.Kemudian dari latar belakang tersebut didapatkan perumusan masalah adalah sebagai berikut:
pertama spektrum warna merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi, kedua spektrum warna ungu paling sulit dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi, dan ketiga mekanisme dalam terciptanya fenomena pelangi ganda.
Dapat menjelaskan spektrum warna merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi, dapat menjelaskan spektrum warna ungu paling sulit dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi,dan dapat menjelaskan mekanisme terciptanya fenomena pelangi ganda.















DASAR TEORI
SifatCahaya
Sebelum awal abad kesembilan belas, cahaya dianggap sebagai suatu aliran partikel-partikel yang dipancarkan oleh suatu benda yang sedang diamati maupun yang berasal dari mata seoran pengamat. Newton, penggagas utama dari teori cahaya sebagai pertikel, menganggap bahwa partikel-partikel dipancarkan dari suatu sumber cahaya, dan bahwa partikel-partikel ini merangsang indra penglihatan saat memasuki mata. Menggunakan gagasan tersebut, ia mampu menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.
Kebanyakan ilmuwan menerima teori mengenai cahaya sebagai partikel yang dikemukakan Newton. Namun, selama masa hidupnya, suatu teori yang lain juga diajukan - yang berpendapat bahwa cahaya mungkin merupakan suatu jenis gelombang yang bergerak. Pada tahun 1678, fisikawan dan astronom Belanda, Christian Huygens, menunjukkan bahwa teori gelombang cahaya juga dapat menjelaskan pemantulan dan pembiasan.
Pada tahun 1801, Thomas Young (1773-1829) melakukan suatu peragaan yang benar-benar jelas mengenai sifat gelombang cahaya, untuk pertama kalinya.Young menunjukkan bahwa dalam kondisi yang tepat, sinar-sinar cahaya saling berinterferensi. Perilaku yang demikian tidak dapat dijelaskan pada saat itu menggunakan teori partikel karena tidak mungkin dua partikel atau lebih dapat bergabung atau saling menghilangkan. Perkembangan-perkembangan selanjutnya selama abad kesembilan belas membuat teori mengenai cahaya sebagai gelombang diterima secara umum. Hal terpenting adalah akibat dari karya Maxwell, yang pada tahun 1873 menyatakan bahwa cahaya merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi.
Meskipun model gelombang dan teori klasik mengenai listrik dan magnetism mampu menjelaskan beberapa eksperimen berikut. Hal yang paling kentara darinya adalah efek fotolistrik, yang juga ditemukan oleh Hertz, yaitu ketika cahaya mengenai suatu permukaan logam, elektron-elektron terkadang terhambur dari permukaannya. Sebagai salah satu contoh dari kesulitan-kesulitan yang muncul, berbagai eksperimen menunjukkan energi kinetik dari suatu elektron yang dikeluarkan tidak bergantung pada intensitas cahayanya. Penemuan ini bertentangan dengan teori gelombang, yang menyatakan bahwa sinar cahaya yang lebih kuat tentu akan menambah lebih banyak energi pada intensitas cahayanya. Penemuan ini bertentangan dengan teori gelombang, yang menyatakan bahwa sinar cahaya yang lebih kuat tentu akan menambahkan lebih banyak energi pada elektron tersebut. Penjelasan efek fotolistrik yang diajukan oleh Einsten di tahun 1905 dalam sebuah teori yang menggunakan konsep kuantisasi yang dikembanganoleh Max Planck (1858-1947) di tahun 1900. Model kuantisasi mengasumsikan bahwa energi dari suatu gelombang cahaya  yang ada dalam partikel-partikel disebut foton dan oleh karena itu, energinya dikatakan terkuantisasi. Menurut teori Einsten, energi  dari suatu foton sebanding dengan frekuensi dari gelombang elektromagnetik :
                                                                        E = f
Dimana konstanta kesebandingan = 6,63 J adalah konstanta Planck.
Dengan memperhatikan perkembangan-perkembangan tersebut, cahaya perlu dianggap sebagai sesuatu yang bersifat dua listik.Cahaya memperlihatkan karakteristik dari gelombang pada situasi-situasi tertentu dan karakteristik dari partikel pada situasi-situasi yang lain.
(Jewett,Serway:2010:3-4)



Cahaya (Tugino.2013.Sifat-sifat Cahaya, (online), (http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html, diunggah 15 Desember 2014 pukul 16:37 WIB.)adalah nama yang diberikan manusia pada radiasi yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya merupakan gelombang eloktromagnetik, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnet. Berdasarkan jenisnya, cahaya dibedakan menjadi cahaya yang tampak dan cahaya yang tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang jika mengenai benda maka benda tersebut akan dapat dilihat oleh manusia, contoh cahaya matahari. Cahaya tak tampak adalah cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak lebih terang atau masih sama sebelum terkena cahaya. Contoh cahaya tak tampak adalah sinar inframerah dan sinar x. Cahaya tampak dibagi menjadi 2 yaitu monokromatik dan polikromatik. Monokromatik adalah satu cahaya yang terdiri dari satu warna, contohnya merah. Sedangkan polikromatik adalah satu cahaya yang terdiri dari beberapa warna, contohnya ungu, merupakan kombinasi antara merah dan biru. 

Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut, dan cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata. Walaupun benda terkena cahaya, jika pantulannya terhalang dari mata kita, kita tidak dapat melihat benda tersebut, misalnya suatu benda yang berada di balik tirai atau tembok.

Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Berdasarkan sumbernya cahaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu;
Cahaya yang memancar dari benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda tersebut dari sumber cahaya. Misalnya, jika kamu melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru. 
Berdasarkan dapat tidaknya memancarkan cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi kehidupan. 
1. Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah rambatannya menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari yang menerobos masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya merambat lurus adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar di samping. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.

2. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar. Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua, yakni bayangan nyata dan bayangan maya. Bayangan maya (semu) adalah bayangan yang dapat dilihat mata, tapi tidak dapat ditangkap pada layar, sedangkan bayangan nyata adalah bayangan yang dapat ditangkap layar. 

Berdasarkan dapat atau tidaknya di tembus cahaya, benda-benda digolongkan menjadi 3:
Opaque atau benda tidak tembus cahaya, Adalah benda gelap yang tidak dapat ditembus oleh cahaya sama sekali. Opaque memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Benda semacam ini contohnya adalah buku, kayu, tembok, dan air keruh.
Benda Bening, yakni benda-benda yang dapat ditembus cahaya. Benda bening juga sering disebut benda transparant. Benda transparant meneruskan semua cahaya yang mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air jernih
Benda Transluent Benda transluent adalah benda-benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Contohnya kain gorden tipis, dan beberapa jenis plastik.

3. Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat kita bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya yang dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga masuk ke mata kita. Pemantulan pada cermin, termasuk pemantulan teratur. Pemantulan teratur terjadi pada benda yang permukaannya rata dan mengkilap/licin. Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan arah yang sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat baik. Pada benda yang permukaannya tidak rata, cahaya yang datang dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan baur, atau pemantulan difus. 

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.

a. Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa kamu gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin, kamu akan melihat bayanganmu di dalam cermin. Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut.
Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kirimu akan menjadi tangan kanan bayanganmu.
Bayangan tegak seperti bendanya.
Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.
b. Cermin Cembung  (positif)
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.

c. Cermin Cekung  (negatif)
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya). Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT5pYxjPnVB4otxbBxZi8JhrHZeF9yPGy2Gt07dqmEM8u6qdGM9i67Gj0XwD-JvHeERq_mqROrqIXiii3NcAfPX4sRDC2qfH5X4NByMLmhHpyY_ccsPoQlypA6pbbocyAsIkggEhPXc-o/s1600/pembiasan.gif
berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. 


Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.

5. Cahaya dapat diuraikan
Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik.  Cahaya putih dapat diuraikan. Saat melewati prisma, cahaya putih akan mengalami dispersi (penguraian).  Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Pelangi terbentuk dari cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air hujan di langit. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.

Kita juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kita dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada permukaan balon air tersebut. 




Sifat-sifat cahaya  dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam alat, di antaranya periskop, teleskop, kaleidoskop, dan lup. 
Periskop

Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat mengamati permukaan laut menggunakan periskop. Periskop menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju mata pengamat di dalam kapal selam.
Teleskop

Teleskop memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan periskop. Teleskop memiliki dua lensa yang dapat membiaskan cahaya. Adanya pembiasan itu membuat objek yang jauh terlihat sangat dekat. Teleskop pertama dibuat pada tahun 1608 oleh orang Belanda bernama Hans Lippershey. Setahun kemudian, Galileo Galilei menyempurnakan teleskop itu. Setelah disempurnakan, teleskop dapat digunakan untuk mengamati bintang.
Kaleidoskop

Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin. Dengan alat ini, kamu dapat membuat aneka macam pola yang mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena bayangan benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-kali. Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada benda aslinya.
Lup

Lup merupakan alat optik yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk melihat bendabenda kecil agar tampak besar dan jelas.
  Hukum Pembiasan :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHdpJ_15UWOUZWFXJrpbSdm2N6R6qAlQiHXo-32za_ylOEgAOtmXKJxM7Rd2UmARuUiGK_QhxUJoQBpclTWqbozj6S_zKK-JEoMSca_JzGbA3TZ9UklBTogEWLrm3u5uR8SeZIbZr2ihU/s320/pembiasan.jpg
  1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar
  2. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal




Untuk jelasnya perhatikan gambar di samping, mengenai perbandingan pada pembiasan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidcQDsFcoAmnR_OHRhgb3I4zltLO2vrM2gn76GhtjV0zBE1ljC5T1DwTNSdkh8QSLUPdgj5uclVSskVAwpngRawWZf7XU5sQI0gf0IX_64Qvi4SEDHbOF7b2mA6iz1DaujHTMmMO6Obqc/s320/pembiasan2.jpg 
Adapun jalannya sinar pada pembiasan dapat dilihat seperti gambar di samping.
Sinar bergerak dari udara yang memiliki kerapatan lebih renggang dibandingkan air, sehingga menurut hukum pembiasan di atas, sinar akan dibelokkan mendekati garis normal





Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIHcesKzf-0Ai6L3Q-76L61cuHGG8hsh995MCFxJiJavD6O1MlM-REj8UR1HmAv2n8qyqzmvJexzPYRkcwXpFXHxlaAVD1uGDF2ixi0b2Nj225L0Qo9yR5tAvUo8IRh5L8FyYurWC9YkI/s320/pembiasan3.jpg


Sedangkan jalannya sinar pada pembiasan seperti gambar di samping adalah sinar bergerak dari kaca yang memiliki kerapatan lebih rapat dibandingkan udara, sehingga menurut hukum pembiasan di atas, sinar akan dibelokkan menjauhi garis normal.



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUdnjGlLJA2lWiK692JeOj6cCvoY1xGem5_BzQxONepukqUQtpWB_Z0HU8er-_zAUPDRBtKPekcOzmf1lAXq9yO1nseYXy7yEuQUoUO1MNFmtFLabhUZMHczAFxlMWSgiMMiqvrfZg5TE/s320/plan+paralel.jpg
Pembiasan pada kaca Plan paralel
  1. Besarnya sudut datang ( i ) sama dengan sudut bias ( r' )
  2. Besarnya sudut bias ( r ) sama dengan sudut datang ( i' )
  3. Sinar yang datang menuju kaca plan paralel sejajar dengan sinar bias yang keluar dari kaca plan paralel





Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtT1gf29tkzz68_0xr3ZtqpGDYwKnm7pzH052_65m-jjUaVLu224qg4CnkFGvUdz7XDOz0rtHMXFri-QWyog25qjw48Wnh3E44hoFXcHkxjsY99mfcmCuhdAHsF3JX9fO1-xwjhoEYCaE/s640/prisma.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwnBhFjkQRQ18TGcfSy7xS35S_QDNs_TdGRgGjyjFBPHg8k0NUi17QfJBJIasjIYbV65juCmaWPW_UMJZkReYhLMIdbx2ezim21NpfHoONxOIwRWjgXssD6n-yAf_UF2Jd-sBNJYOY-rk/s320/prisma1.jpg
  1. Jika seberkas cahaya polikromatik jatuh pada salah satu bidang prisma akan di uraikan ( mengalami dispersi ) menjadi cahaya monokromatik.
  2. Warna merah memiliki panjang gelombang terbesar, sedangkan warna ungu memiliki panjang gelombang terkecil
  3. Warna merah memiliki indeks bias terkecil, sedangkan warna ungu memiliki indeks bias terbesar.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4kS38-lQVfyHGjNIPLQoSK4uqspTnatppJtmtJkgYeU6PomUxxU73sJ8PlxqR83Lqxa-5ZWMgcBR2-e02qSqwsXvisU-dRsVfmxWlIJ70MqeTgHPi4DovRtamfZQN4O8zbR2o0nrkyZo/s320/pelangi.jpg

Terjadinya pelangi
Pelangi terjadi karena terdapat titik-titik air di udara dan terdapat sinar yang cukup, oleh karena itu pelangi sering terjadi ketika hujan gerimis dan sinar mata hari tampak karena tidak tertutup oleh awan, atau dapat terjadi setelah hujan reda tiba-tiba matahari tampak terang.
Pada praktiknya siswa dapat menyemprotkan air ke udara saat matahari memancarkan cahaya dengan terang menggunakan sprayer minyak atau berkumur lalu disemprotkan ke udara pasti dapat melihat pelangi.
(http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html)




METODE PENELITIAN
a.       Alat dan Bahan
1.      Gelas Bening
2.      Cermin datar
3.      Air secukupnya
4.      Senter dengan cahaya berwarna putih atau cahaya matahari


b.      Gambar rangkaian penelitian
Description: G:\index.jpg

c.       Langkah Percobaan
Memasukkan air ke dalam gelas hingga hampir penuh. Letakkan gelas yang telah berisi air itu dibawah sinar matahari.   Memasukkan cermin kecil ke dalam gelas dengan posisi miring tersandar di salah satu sisi gelas.Menggerak-gerakkan kertas di sekeliling gelas yang berhadapan dengan cermin. Melakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan mengamati spektrum warna yang terbentuk pada pelangi yang terjadi


d.      Variabel
Variabel Kontrol         : Arah cermin datar dengan posisi miring tersandar.
Variabel Manipulasi : Arah cahaya pada saat mengenai bidang gelas yang berisi air    serta cermin datar

Variabel Respon           : Pelangi yang terbentuk












                                     DATA dan ANILISIS

Data
Percobaan 1
Description: J:\BlackBerry\pictures\Karang Pilang-20141122-00744.jpg


Percobaan 2
Description: J:\BlackBerry\pictures\IMG-20141122-00748(1).jpg
Percobaan Pelangi Ganda

Description: J:\BlackBerry\pictures\IMG-20141122-00746.jpg


ANALISIS
Ketika kertas putih di gerak-gerakkan di sekeliling gelas yang berhadapan dengan cermin, akan muncul cahaya warna-warni seperti pelangi. Bagaimana ini dapat terjadi?. Pemantulan cahaya matahari yang di lakukan cermin akan terlihat pada kertas. Dengan ini terbukti bahwa cahaya matahari tidak hanya berwarna putih, namun terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.Jika kita ingin melihat warna pelangi yang lebih kelas, gerakkan kertas dengan arah maju-mundur.
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfer.Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya dibelokkan sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah.Setiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda.Warna ungu merupakan warna yang pertama dibelokkan, sedangkan warna merah adalah yang terakhir.







    SIMPULAN
Apabila seorang pengamat sedang mengamati pelangi . Jika setetes ai hujan yang jauh di langit sedang diamati , maka cahaya merah yang intensitasnya paling kuat, yang akan kembali dari tetesan , dapat mencapai pengamat karena dibiaskan paling besar, tetapi cahaya ungu yang intensitasnya paling lemah ke atas pengamat, karena dibiskan  paling kecil. Oleh karena itu, pengamat melihat tetesan ini sebagai cahaya merah. Dengan cara yang sama satu tetesan yang lebih rendah di langit akan mengarahkan cahaya ungu yang paling kuat menuju pengamat , dan tampak sebagai cahaya ungu.
Description: G:\pengamat pelangi.jpg
Sebuah pelangi ganda yaitu pelangi kedua lebih samar dibandingkan pelangi yang pertama. Pelangi kedua yang muncul dari cahaya yang mengalami dua pemantulan dari permukaan luar sebelum meninggalkan tetesan hujannya . Pemantulan menyebabkan hilangnya cahaya yang disebabkan pembiasan keluar dari tetesan air, maka intensitas dari pelangi-pelangi orde tinggi ini relatif kecil dibandingkan dengan intensitas pelangi  pertama.










Peristiwa Pembiasan Cahaya terhadap Penciptaan Pelangi
Irine Saraswati Siregar
Prodi : S1 ( Strata satu)
Jurusan : Fisika Reguler 2013
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unervesitas Negeri Subaya
Tahun 2014
                                                                 iriness.a2.13@gmail.com
ABSTRAK     
Penelitian “Peristiwa Pembiasan Cahaya terhadap Penciptaan Pelangi” bertujuan agar dapat menjelaskan spektrum warna merah paling mudah dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi, dapat menjelaskan spektrum warna ungu paling sulit dibiaskan hingga sampai di mata pengamat pada proses terciptanya pelangi,dan dapat menjelaskan mekanisme terciptanya fenomena pelangi ganda.Metode penelitian yang digunakan berupa penciptaan pelangi sederhana dengan cara mengarahkan cahaya putih atau sinar matahari pada gelas yang diisi air serta cermin datar yang tersandar miring pada dinding gelas. Didapatkan analisis bahwa ketika kertas putih di gerak-gerakkan di sekeliling gelas yang berhadapan dengan cermin, akan muncul cahaya warna-warni seperti pelangi hal ini menunjukkan bahwa pemantulan cahaya matahari yang di lakukan cermin akan terlihat pada kertas. Dengan ini terbukti bahwa cahaya matahari tidak hanya berwarna putih, namun terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Jika kita ingin melihat warna pelangi yang lebih kelas, gerakkan kertas dengan arah maju-mundur.


Kata Kunci: Sifat Cahaya, Pembiasan, Dispersi dan Prisma









     Daftar Rujukan
http://fisikasmasmk.blogspot.com/2012/06/hukum-pembiasan-gelombang-cahaya.html
Jewett, Serway.2010.Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika (Cengage Learning).Jakarta
Sudarjo, Nita, Ina Suryono. 2009. ENSIKLOPEDIA IPA Percobaan Sains . Jakarta: Lentera Abadi.

Tugino.2013.Sifat-sifat Cahaya, (online), (http://giatlahbelajar.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-cahaya.html, diunggah 15 Desember 2014 pukul 16:37 WIB.


1 komentar: