Resume Jurnal Nasional
(Vol.
17, No. 2,April 2014,hal 61-66)
STUDI
KOROSIVITAS DAN MORFOLOGI PERMUKAAN BAJA KARBON API 5L GR-B YANG DILAPISI POLIMER HIBRID PADA
LINGKUNGAN AIR LAUT DAN GAS S
PADA KONDISI JENUH
Dinar Setiawidiani, Tuti Susilawati, Sri
Suryaningsih, dan Hardoyo Harjo
(Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas
Padjajaran)
Pendahuluan
Baja
karbon banyak digunakan untuk pipa penyalur dalam industri migas,konstruksi
jembatan dan sebagainya, hal tersebut berkaitan dengan harga pada baja karbon
jauh lebih murah dibandingkan baja modifikasi tahan korosi. Korosi merupakan
masalah penting karena penanggulangan korosi membutuhkan biaya cukup besar.
Sumur
produksi pada industri migas, saluran pipa buangan, maupun hasil pengolahan
mengeluarkan gas S dan dalam jumlah relatif
besar dan bersifat korosif. Selain itu pipa transmisi pada industri migas
digunakan pada lingkungan air laut, dimana air laut dapat mempercepat korosi.
Dalam
menghambat laju korosi pada baja karbon, dapat digunakan inhibitor atau
pelapisan (coating) biasa. Proteksi korosi melalui coating yang banyak dipakai
antara lain bahan organik seperti polietilen,alkanethiol, dan sebagainya, namun
proteksi korosi dengan bahan organik kurang memberikan hasil yang optimal yang
cenderung mengalami keretakan akibat tegangan.
Agar
didapatkan proteksi korosi yang optimal dapat menggunakan polimer hibrid
anorganik-organik yang merupakan gabungan (komposit) dari dua bahan dalam skala
molekul (organik dan anorganik) yang
memiliki sifat unggul antara lain kemudahan dalam pembuatan, kemudahan
pemrosesan, fleksibilitas,sifat fungsional,sifat mekanik yang baik,stabilitas
lingkungan dan termal yang tinggi.
Tujuan
penelitian adalah untuk uji proteksi korosi baja karbon API 5L GR-B menggunakan
polimer hibrid anorganik-organik di lingkungan campuran air laut,gas S, kondisi jenuh .
Metode
Penelitian
Pembuatan
polimer hibrid terdapat dua tahapan, yaitu polimerisasi bagian anorganik dengan
metoda sol-gel dan polimerisasi bagian organik dengan fotopolimerisasi.
Prekursor polimer hibrid yang dilakukan dengan
proses sol-gel menggunakan monomer TMSPMA yang memiliki tiga gugus fungsional yang terikat pada atom
Si.Pada proses sintesisnya, monomer TMSPMA
dilarutkan ke dalam pelarut etanol, ditambahkan akuades, dan diaduk
engan magnetic stirrer dengan suhu 60. Perbandingan jumlah monomer,akuades,dan etanol adalah 3:1:2.
Prekursor
polimer hibrid selanjutnya diencerkan dan ditambahkan inisiator dengan
konsentrasi 1% dari berat prekursor. Penambahan inisiator bertujuan untuk
inisiasi polimerisasi bagian organik.Deposisi dilakukan dengan teknik spin
coating yaitu dengan meneteskan larutan prekursor diatas baja karbon API 5L
GR-B dan diputar dengan kecepatan 250 rpm selama 20 detik.Setelah elektroda
baja karbon terlapisi prekursor pre-bake untuk meningkatkan daya lekat dan
homogenitas film pad permukaan elektroda baja karbon,kemudian proses
fotopolimerisasi dalam chamber dengan dialiri gas nitrogen menggunakan sinar uv
kemudian dilakukan proses post-bake.
Pengujian
laju korosi dilakukan menggunakan metode polarisasi potensiodinamik menggunakan
tiga elektoda yaitu elektoda kerja berupa baja karbon yang dilapisi polimer
hibrid,elektroda bantu berupa platina, dan elektroda acuan berupa kalomel
jenuh. Larutan uji menggunakan air laut dan campuran air laut dengan S yang di bubbling gas kemudian diaduk dengan
magnetic stirrer. Laju korosi diukur pada suhu kritis 75 C dengan durasi pemaparan 1 jam. Ketiga elektroda beserta
termometer direndam pada larutan uji dengan jarak antara elektroda kerja dan
elektroda bantu yaitu 1 cm, sedangkan elektroda pembanding berada pada
permukaan elektroda kerja dan elektroda bantu, ketiga elektroda dihubungkan
dengan potensiostat tipe voltalab PGZ 310 dengan bantuan software voltamaster 4
pada PC, sehingga diperoleh kurva
polarisasi. Ekstrapolasi kurva dengan metoe tafel diperlukan beberapa besaran
listrik terkait proses korosi baja karbon yaitu potensial korosi (), tahanan polarisasi (),kemiringan Tafel anodik (), Tafel katodik (),rapat arus korosi (),dan tetapan Stearn-Geary (B) maka diperoleh persamaan:
= =
Laju
Korosi (r) dengan satuan mm per tahun menggunakan massa ekuivalen logam dan densinitas , sehinggan :
r =
3,27
Untukmengetahui
morfologi permukaan baja pada saat sebelum dan sesudah perlakuan uji korosi
baik yang tidak dilapisi polimer hibrid ataupun telah dilapisi polimer hibrid
dianalisis menggunakan piranti Scanning
Electron Microscope (SEM).
Hasil
dan Pembahasan
Prekursor
poli (TMSPMA) yang telah dibuat metode sol-gel,menunjukkan bahwa bagian
anorganik telah terpolimerisasi dengan
massa prekursor sebanyak 2 gram, dan massa fotoinisiator sebanyak 0,02 gram.
Prekursor poli (TMSPMA) dilapiskan pada baja
karbon dengan metode solution casting,kemudian dilakukan proses pre-bake dengan
memanaskan film tipis pada permukaan elektroda baja karbon diatas hot plate
selama 10 menit. Setelah itu dilakukan fotopolimerisasi selama 10 menit untuk
polimerisasi bagian organik dengan bantuan sinar UV yang diletakkan 20 cm diatas chamber dengan
dialiri gas nitrogen. Setelah dipastikan prekursor melekat dengan baik,
dilakukan post-bake yang dilakukan di dalam oven vakum dengan suhu 60 dalam waktu 18 jam. Hasil
yang didapat yaitu poli (TMSPMA) pada permukaan baja karbon melekat dengan baik
dan tidak ada crack,kemudian disimpan dalam desikator.
Tahap
selanjutnya berupa pengujian korosi baja karbon baik yang tidak dilapisi maupun
dilapisi poli (TMSPMA) dijadikan sebagai elektroda kerja yang dimasukkan ke
dalam larutan uji air laut dan campuran air laut, gas S, kondisi jenuh yang telah ditentukan
kondisi kritis meliputi suhu kritis 75C dengan pemaparan kritis 1 jam.
Sebelum
pengukuran laju korosi maka dilakukan terlebih dahulu pemantapan antaraksi
antarmuka menggunakan OCP (Open Circut Potential) hingga akhirnya dilakukan pengukuran
potential linear V untuk memperoleh kurva Tafel. Nilai OCP menunjukkan
tercapainya keadaan mantap dan daerah potensial baja karbon.
Hasil
pengujian berupa grafik tafel yang terdapat kurva polarisasi menggambarkan
hubungan antara potensial () sebagai fungsi log arus (). Arus korosi menunjukkan jumlah ion-ion logam yang larut dalam
larutan elektrolit yang mengakibatkan logam berada pada kondisi tidak stabil
serta kerusakan pada bagian permukaannya karena bereaksi dengan lingkungan.
Didapatkan
data yaitu pada lingkungan campuran air laut, gas S, dan jenuh terjadi penggerseran
potensial korosi ke arah lebih negatif yaitu -761,7 mV untuk baja karbon
dilapisi poli (TMSPMA) dan -750,8 mV untuk baja karbon blanko, hal tersebut
menunjukkan tingkat energi logam bertambah.
Tahanan
polarisasi poli (TMSPMA) yang dilapiskan pada baja karbon meningkat
dibandingkan dengan baja karbon blanko
pada larutan campuran air laut,gas S,dan jenuh dengan nilai tahan
polarisasi baja karbon blanko sebesar 158,83 Ohm dan baja karbon yang
dilapisi poli (TMSPMA) sebesar 200,37
Ohm . Hal tersebut disebabkan
zona serangan pernukaann baja karbon makin sempit berdampak pada nilai laju
korosi.
Laju
korosi di lingkungan air laut untuk baja
karbon blanko yaitu 1,096 mm/th dan baja karbon yang dilapisi poli (TMSPMA)
sebesar 0,111 mm/th, sedangkan laju korosi di lingkungan campuran air laut, gas
S,dan jenuh untuk baja karbon blanko yaitu 1,643 mm/th dan baja karbon
dilapisi poli (TMSPMA) sebesar 0,903 mm/th. Adanya penurunan laju korosi pada
baja karbon yang dilapisi poli (TMSPMA) di lingkungan air laut murni maupun
campuran air laut, gas S,dan jenuh . Hal tersebut dikarenakan adanya lapisan yang menghalangi
serangan korosi pada permukaan baja karbon sehingga konduktivitas larutan
menurun akibat dari peningkatan tahanan polarisasi.
Faktor pH merupakan salah satu penyebab
peningkatan laju korosi pada lingkungan campuran air laut, gas S,dan jenuh memiliki pH 5,71 yang
termasuk asam,sedangkan lingkungan air laut murni memiliki pH 8,68 yang
termasuk basa . Hal tersebut disebabkan larutan yang bersifat asam menyebabkab
reaksi elektrokimia antara logam dan larutan menjadi semakin besar sehingga
mengganggu lapisan film tipis poli (TMSPMA) pada permukaan logam baja karbon.
Efisiensi
proteksi korosi dari polimer hibrid dapat ditentukan dengan membandingkan nilai
rapat arus korosi baja karbon blanko dab baja karbon dilapisi poli (TMSPMA)
.Efisiensi proteksi korosi polimer hibrid pada baja karbon lebih besar pada
lingkungan air laut murni yaitu 89,86 % dibandingkan lingkungan campuran air
laut, gas S,dan jenuh yaitu 45,05 %. Hal
tersebut dikarenakan untuk lingkungan campuran air laut, gas S,dan jenuh membentuk asam yang dapat
mengganggu lapisan film tipis yang berfungsi sebagai proteksi korosi pada
permukaan baja karbon.
Simpulan.
Baja
karbon yang dilapisi (TMSPMA) memberikan laju korosi yang rendah dibandingkan
tidak dilapisi dengan efisiensi mencapai 45,05%. Berdasarkan ketahanan korosi
relatif baja karbon yang dilapisi polimer hibrid poli (TMSPMA) menunjukkan
tingkay proteksi yang kuarang baik sehingga belum dapat digunakan sebagai bahan
coating. Hal ini didukung oleh profil SEM permukaan baja karbon setelah uji
korosi untuk yang tidak dilapis dan yang dilapisi poli (TMSPMA) ada perbedaan
kerusakan yang diakibatkan oleh proses pelapisan pada permukaan baja karbon
yang kurang merata.